Security Banking

Thursday, March 11, 2010

Untuk kemudahan dalam bertransaksi, kini berbagai fasilitas telah ditawarkan oleh bank. Salah satunya adalah kemudahan untuk melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet, e-Banking. Di balik kemudahan transaksi, keamanannya bisa dikatakan belum terlalu memadai. Mohammed AlZomai, Information Security Institute di Queensland University of Technology mengatakan bahwa 1 dari 5 transaksi perbankan online rawan dari segi keamanannya meskipun telah ditambahkan sistem keamanan seperti password SMS. Peluang terjadinya ancaman keamanan lebih banyak disebabkan oleh faktor kelalaian manusia dan masalah sistem pembuktian transaksi daripada masalah teknis keamanan. Tingginya ancaman keamanan transaksi online ini mendorong bank untuk mengaplikasikan suatu sistem khusus untuk otensitas sebuah transaksi. Metode yang diterapkan adalah mengirimkan password via sms ke ponsel nasabah untuk setiap transaksi. Nasabah harus mengkopi secara manual password dari ponsel mereka untuk mengkonfirmasi transaksi yang mereka lakukan. Nasabah sering lalai melakukan pemberitahuan ketika nomor rekening bank di SMS tidak sama dengan nomor rekening yang dikehendaki. Ini biasa jadi pertanda bahwa hacker telah menyusup ke dalam sistem. Dua jenis serangan yang sering dilakukan oleh hacker yakni serangan terbuka, dimana 5 atau lebih digit nomor rekening diubah, dan serangan terselubung dimana hanya satu digit nomor yang diubah. Alzomai juga menuturkan sebesar 21 persen serangan terbuka sukses dilancarkan sedangkan sebesar 61 persen merupakan serangan terselubung. Dan dari hasil penelitian hanya 79 persen nasabah yang mampu menangkal serangan tersebut. Bisa dilihat bahwa hal ini menunjukkan minimnya tingkat keamanan transaksi online. Oleh karena hal diatas, dianjurkan bagi para nasabah agar lebih berhati-hati lagi dalam melakukan transaksi melalui e-Banking.

0 comments:

Post a Comment